A. MASA KE
KHALIFAHAN ABU BAKAR AS-SHIDDIQ
Kahalifah Abu
Bakar As-shiddiq lahir pada tahun 573 M di Mekah, nama aslinya adalah Abdullah
Ibn Utsman, dan sebelum beliau masuk islam beliau benama Abdul Ka’bah, tapi
setelah memeluk agama islam Rosulullah sering memanggilnya dengan nama
Abdullah. Ayahnya bernama Utsman Ibn Amir yang berjulukan Abu Quhafah, dan
ibunyya bernama Ummu Al-Khair salma binti sakhr. Nasabnya bertemu Rosulullah Saw. Pada kakeknya
Murrah Ibn Ka’ab Ibn Lu’ai. Abu Bakar berasal dari kabilah Taim Ibn Murram Ibn
Ka’ab, kabilah Taim adalah satu dari dua belas cabang dari suku Quraisy.
Beliau
terangkat menjadi Khalifah menggantikan Rosulullah Saw, ketika Rosulullah
wafat. Terjadi perdebatan antara kau Anshor dan kaum Muhajirin tentang
pengangkatan pengganti Rosulullah Saw, sehingga terjadilah kesepakatan, atas
kehendak kaum Muslimin dan Sahabat-sahabat dekat Rosulullah Saw, sehingga
terpilihlah Abu Bakar As-shiddiq sebagai pengganti Rosulullah Saw, sebagai
khalifah. Ada beberapa sahabat yang Mambai’at Abu Bakar As-shiddiq pada saat
itu yaitu:
·
Umar bin
Khattab
·
Abu Ubaidillah
·
Basyir bin
Sa’ad
·
Hubab bin
al-Munzir dan sahabat-sahabat lainnya
Banyak proses-proses berat yang di hadapi Khalifah Abu
Bakar As-shiddinq di awal pemerintahannya dari banyaknya kaum muslimin yang
Murtad dari agama islam, kaum muslim yang enggan membayar zakat serta banyaknya
bermunculan nabi-nabi palsu, maka Khalifah Abu Bakar As-shiddiq mengambil
tindakan sebagai berikut:
1.
Memerangi kaum
yang murtad (Ar-Riddah)
Yang merupakan gerakan pembangkangan terhadap
ke Khalifahan dan melepaskan kesetiaan mereka kepada ke Khalifahan dan bahkan
kembali menentang islam,karena menganggap berjanjian yang di buat Rosulullah
Saw, telah batal karena kewafatannya. Gerakan ini mengancam kestabilitas keamanan
wilayah kekuasaan islam. Oleh karena itu Khalifah dengan tegas melancarkan
operasi pembersihan gerakan tersebut.
2.
Penumpasan
Nabi-nabi Palsu
Penumpasan ini terjadi saat wafanya Rosulullah
Saw, sehingga banyak orang muslim kala itu yang murtad dari agama Islam dan
mengikuti Nabi-nabi palsu, dan sebagian lagi tidak ingin membayar zakat
3.
Gerakan
terhadap orang-orang yang enggan membayar pajak
Ke engganan
membayar zakat bagi mereka kaum muslimin yang murtad, itu karna kekikiran
mereka, dan pembayaran zakat bagi mereka seperti upeti yang sudah tidak berlaku
lagi ketika Rosulullah wafat.
4.
Perluasan
wilayah
Setelah bisa mengamankan tanah arab,kembali
kaum muslimin bersiap utntuk berangkat ke utara,
guna menghadapi nusuh besar yang selalu menunggu-nunggu waktu yang baik untuk
menghancurkan Islam, dan kaum muslimi. Beberapa peperangan
yang di menangkan oleh kaum Muslimin saat itu yaitu (a.)di wilayah timur
(Persia) mendominasi wilayah yang sangat
luas yang meliputi Irak, sebagian barat Syam, bagian utara jazirah Arab. Abu
Bakar mengirim Khalid Ibn Walid dan Mutsanna Ibn Haritsah sebagai panglima perang dalam pasukannya,yang
kemudian berhasil memenangkan peperangan. (b.) di wilayah Barat (Romawi)
Khalifah Abu Bakar mengutus pasukannya yang di pimpin oleh Yazid Ibn Abu Sufyan ke Damaskus,
pasukan dibawah pimpinan Amr Ibn Ash ke Palestina, pasukan dibawah pimpinan
Syarahbil Ibn Hasanah ke Yordania, dan pasukan dibawah pimpinan Abu Ubaidillah
Ibn Jarrah ke Hims.
Namun,
disayangkan di tengah keberjayaan kaum Muslimin kala itu Khalifah Abu Bakar
As-ashiddiq wafat karena sakit yang di deritanya, beliau wafat pada 23 Agustus
634M, di usia 62 tahun. Di makamkan di samping makam Rosululllah Saw. Beliau
wafat di usia 62 Tahun,periode memerintahannya yang singkat selama dua tahun tiga bulan sepuluh hari , di tandai oleh
keteguhannya meneruskan kebijakan Rasulullah Saw.
B. MASA KEKHALIFAHAN UMAR bin KHATTAB
Umar bin Khattab lahir pada tahun 574 M,
beliau memiliki gelar “Singga Padang pasir” karena keberaniannya. Ayahnya
bernama Khattab bin Naufal dan ibunya bernama Khantamah binti Hisyam. Umar bin
Khattab berasal dari suku Ady yaitu suku yang terpandang dikalangan orang-orang
Quraisy sebelum masuk Islam. Garis keturunan bertemu dengan Rasullullah pada
keturunan ka’ab bin Luayyi yaitu keturunan kesembilan dari Umar.
Proses pengankatan Umar bin Khattab sebagai
Khalifah Yaitu dengan di tunjuk langsung oleh Khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar
As-shiddiq, karena Khalifah sebelumnya merasa bahwa Umar lah yang pantas untuk
melanjutkan kepemimpinannya, karana Umar memiliki kepribadian yang baik di
antaranya:
1. Keberaniannya
2. Suka bermusyawarah dan bijaksana
3. Adil dan
4. Sederhana
Adapun jasa-jasa beliau selama menjabat
sebagai Khalifah adalah:
a. Perluasan wilayah
b. Kesejahtraan Masyarakat
c. Dalam pemerintahan
Kebaikan Khalifah Umar bin Khattab ternyata
tidak berpengaruh terhadap seorang budak bernama Abu Lu’lu’a seorang yang
berasal dari persia yang kini menjadi pekerja Khalifah Umar bin Khattab, dia
sakit hati lantaran persia di taklukkan oleh Khalifah Umar bin Khattab yang di
mana pada masa itu persia merupakan negara adidaya. Dia kemudian memberanikan
diri untuk menikam Khalifah Umar ketika sedang melaksanakan sholat
subuh,tragedi ini terjadi pada Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M
C. MASA KEKHALIFAHAN USMAN bin AFFAN
Usman bin Affan bin Abdillah bin Umayyah bin
‘Abdi syams bin Abdi Mannaf bin Qushayi lahir pada tahun 576 M di Thaif. Ibunya
adalah Urwah, putrinya Ummu Hakim Al-Baidha, putri Abdul mutallib nenek Nabi
Saw. Ayahnya bernama Affan seorang saudagar kaya dari suku Quraisy-Umayyah.
Nasab usman melalui garis ibunya bertemu dengan nasab Nabi Muhammad Saw pada
Abdi Manaf bin Qushayi.
Usman bin Affan terangkat sebagai Khalifah ke III melalui tim pemilihan
Khalifah oleh tim Formatur yang terdiri dari enam sahabat yang berasal dari kelompok
sosial yang berbeda, kelompok ini di bentuk oleh Khalifah Umar bin Khattab.
Adapun keadaan islam kala itu saat beliau memerintah mengalami beberapa
kemajuan, seperti pembukuan Al-Qur’an dan perluasan wilayah.
a. Pembukuan Al-Qur’an
semakin
meluasnya islam pada masa itu membuat berbagai suku dan bangsa memeluk agama
islam, oleh karena itu muncullah ide untuk membukukan Al-Qur’an karna setiap
bangsa dan suku memiliki dialegnya masing-masing sehingga di takutkan terjadi
perbedaan qira’ah dalam membaca Al-Qur’an. Hal inilah yang mendorong Khalifah
Usman untuk berijtihad melakukan sesuatu yang benar-benarbaru. Pada akhir 24 H
awal 25 H, KHALIFAH Usman mengumpulkan sahabat lalu empat orang dari sahabat
itu bertugas untuk menyusun mushaf yang akan menjadi rujukan umat islam. Para
kodifikasi panitia itu adalah para pengafal Al-Qur’an seperti Zaid bin
Tsabit,Abdullah bin Zubair,Said bin al-ash dan Abdurrahman bin al-Harist bin
Hisyam. Mereka bekerja dengan cermat, dan sangat berhati-hati, mereka
menuliskan dalam satu mushaf lafal yang di sepakati bersama,tersusun rapi,dan
sistematis.
b.
Perluasan
Wilayah
Ketika Usman menjabat sebagai Khalifah, ia meneruskan sebagian besar garis
politik Umar. Dengan melakukan berbagai Ekspedisi untuk mendapatkan
wilayah-wilayah baru. Sejarah mencatat masa kepemimpinan Khalifah Usman bin
Affan ini terbagi atas dua yaitu masa:
1.
Masa Kejayaan Islam
Pemerintahan usman membawa kemajuan luar biasa berkat jasa panglima yang ahli dan
berkualitas dimana peta islam sangat luas dan bendera islam berkibar dari
perbatasan Aljazair (Barqah Tripoli, Syprus di front al-maghrib bahkan ada
sumber menyatakan sampai ke Tunisia). Di al-maghrib, diutara sampai ke Aleppo
dan sebagian Asia kecil, di Timur laut sampai ke Ma wara al-Nahar –Transoxiana,
dan di Timur seluruh Persia bahkan sampai diperbatasan Balucistan (sekarang
wilayah Pakistan), serta Kabul dan Ghazni. Selain itu ia juga berhasil membetuk
armada laut dengan kapalnya yang kokoh dan menghalau serangan-serangan di laut
tengah yang dilancarkan oleh tentara Bizantium dengan kemenangan pertama kali
dilaut dalam sejarah islam.
2.
Masa Kemunduran
Islam
Ahli
sejarah menilai bahwa Usman melakukan nepotisme. Ia mengangkat sanak saudaranya
dalam jabatan-jabatan strategis yang paling besar dan paling banyak menyebabkan
suku-suku dan kabila-kabila lainnya merasakan pahitnya tindakan Usman tersebut.
Para pejabat dan para panglima era Umar hampir semuanya dipecat oleh Usman,
kemudian mengangkat dari keluarga sendiri yang tidak mampu dan tidak cakap
sebagai pengganti mereka. Tapi pada
akhirnya tuduhan-tuduhan yang di tujukan kepada Usman tidaklah semuanya benar
sehingga pada masa akhir kepemimpina Usman bin Affan, para gubernur yang di
angkat bertindak sewenang-wenang terutama dalam bidang ekonomi. Mereka berada
di luar kontrol Usman yang sudah dalam usia lanjut sehingga rakyat berfikir hal
tersebut sebagai kegagalan Khalifah Usman bin Affan, Sampai akhirnya Khalifah
Usman wafat sebab di bunuh.
D. SISTEM KEKHALIFAHAN ALI bin Abi THALIB
Beliau adalah Ali putra Abi Tholib bin Abdul
Muthtolib bin Hasyim. Ayahnya adalah paman Nabi Saw, sedangkan ibunya Fatimah
binti Asad bin hasyim. Beliau di lahirkan
di Mekkah , daerah Hijaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab. Menurut beberapa
sejarawan Ali dilahirkan 10 tahun sebelum di mulainya ke Nabian Muhammad Saw.
Sekitar tahun 599 M atau 600 (perkiraan). Setelah terbunuhnya Usman bin Affan,
kaum muslimin meminta kesediaan Ali untuk di Bai’at menjadi khalifah, dengan
terbai’atnya Ali sebagai khalifah, sebagian keluarga Usman merasa bahwa
kepemimpinan Ali akan mengurangi kesenangan mereka, terutama bagi mereka yang
ingin memperoleh kekayaan.
Dalam menjalankan pemerintahannya Khalifah Ali melakukan kebijakan politik
seperti;
a. Menegakkan hukum finansial yang di nilai
nepotisme yang hampir menguasai seluruh sektor bisnis.
b. Memecat gubernur yang di angkat oleh Khalifah
Usman bin Affan dan menggantinya dengan yang baru
c.
Mengambil
kembali tanah-tanah negara yang di bagi-bagikan Usman bin Affan kepada
keluarganya.
Masa pemerintahan Ali yang kurang dari lima
tahun (35-40 H/6565-6662 M) tidak pernah sepi dari pergolakan politik, tidak
ada satupun sistem pemerintahannya yang bisa di katakan stabil. Akhirnya secara
praktis selama pemerintahan Ali hanya mengurus pemberontakan di berbagai
wilayah kekuasaan. Pembai’at-tan Ali sebagai Khalifah dan pertentanggan
terhadapnya merupakan hal yang wajar sebagai akibat pertentangan dan
peristiwa-peristiwa sebelumya karena untuk memperebutkan kekuasaan yang di
selingi kasus penuntutan atas terbunuhnya Usman bin Affan dan pemecatan pejabat
serta pengembalian harta milik yang tidak jelas.
Pada masa pemerintahan Ali tidak terlepas dari
berbagai macam pemberontakan, ia berusaha memadamkan segala bentuk perlawanan dan pemberontakan
sesama muslim tersebut yang di dalamnya
terlibat para sahabat senior. Perang saudara yang terjadi pada masa Kekhalifahan Ali yang tercatat di
lembaran hitam sejarah adalah;
a. Perang Jamal.
b.
Perang Shiffin.
Adapun timbulnya persoalan-persoalan teologi yang terpecah menjadi tiga
golongan yaitu;
a. Golongan Syi’ah
b. Golongan Khawarij
c.
Golongan
Murji’ah
Akhir dari pemerintahan Ali bin Abi Tholib yaitu perdamaian antara Khalifah
dan Muawiyah, makin membuat kaum khawarij menjadi marah dan berkeinginan
membunuh orang-orang yang tidak di senangiya, karena itu mereka bersepakat
untuk membunuh Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash, Abu Musa Al-Asy’ari. Tapi mereka
hanya berhasil membunuh Ali pada tanggal 10 Ramadhan tahun 40 H/661 M.
E. KEBUDAYAAN dan PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI
MADINAH
Kedatangan
Nabi Muammad Saw bersama kaum muslimin Makkah, di sambut oleh penduduk Madinah
dengan gembira dan penuh rasa persaudaraan. Maka , islam mendapatkan lingkungan
baru yang bebas dari ancaman para penguasa Quraisy Makkah. Di Madiah Rosulullah
ternyata harus menghadapi sebuah kenyataan yang menimbulkan permasalahan baru,
dari kaumnya yang terbagi atas dua kelompok yaitu kaum Muhajirin(Mekkah) dan
kaum Anshor(penduduk Madinah).
Selain
itu juga ada kenyataan lain yang harus di hadapi yaitu masyarakat Muslim yang
baru di Madinah, tinggal bersama dengan masyarakat suku Arab lainnya yang belum
memeluk islam dan masyarakat kaum Yahudi yang memang menetap di madinah.
Ancaman kaum Quraisy Makkah untuk sewaktu-waktu datang menyerbu dan
menghancurkan kaum muslimin yang masih dalam keadaan lemah iyu merupakan
kenyataan lainnya yang tidak dapat di abaikan.
Melihat
kenyataan tersebut, beliau mulai mengatur dan menyusun segenap potensi yang ada
dalam lingkungannya, memecahkan permasalahan-permasalahan yang di hadapi dengan
menggunakan potensi dan kekuatan yang ada, dalam rangka menyusun suatu
masyarakat baru yang terus berkembang, yang mampu menghadapi segenap tantangan
dan rintangan yang berasal dari luar denggan kekuatan sendiri.
Maka
salah satu program yang di kerjakan Rosulullah saat hijrah ke Madinah bersama
para sahabat adalah membangun sebuah Mesjid. Dimana mesjid inilah pusat
kegiatan Nabi Muhammad Saw, bersama kaum muslimin, untuk bersama-sama membina
masyarakat yang baru. Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan
dan pengembangan masyarakat baru di madinah, adalah di syariatkannya media
komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu Sholat Jum’at yang di lakukan secara
bersama dan dengan Sholat jum’at ini pula warga masyarakat berkumpul untuk
secara langsung mendengar Khotbah dari Nabi Muhhammad Saw. Pada fase Madinah
materi pendidikan yang di berikan lebih kompleks di bandingkan denga materi
pendidikan fase Mekkah. Diantaranya pendidikan di madina ialah:
1. Pendidikan Ukhuwah (persaudaraan) antara kaum
Muslimin.
2. Pendidikan Kesejahtraan Sosial.
3. Pendidikan Kesejahtraan Keluarga kaum Kerabat.
4. Pendidikan Hankam (pertahanan dan keamanan) Dakwah Islam.
F. PEMBENTUKAN dan PERKEMBANGAN POLITIK MUAWIYYAH
BIN ABI SUFYAN
Muawiyah
bin abi sufyan di lahirkan di Mekkah pada tahun 600 Masehi, empat tahun sebelum
Nabi menerima wahyu pertama dan Wafat pada tahun 680 M di Damaskus. Nama
lengkapnya adalah Muawiyah bin Abi Sufyan Sakhr bin Harb bin Umayyah bin Abdi
Syams bin Abdi Manaf bin Qushay. Ia seorang bangsawan dari suku Quraish. Nama
penggilannya, Abu Abd. Ar-Rahman, ibunya bernama Hindun binti Rabi’ah bin Abdi
Syams, Ayahnya bernama Abu Sufyan.
Keberhasilan Muawiyah dalam
pembentukan Dinasti Umayyah ini bukan semata-mata hanya karena kemenangannya
pada peristiwa arbitrase dan terbunuhnya Khalifah Ali, ia memiliki basis
rasional yang solid bagi landasan opembangunan politiknya di masa depan.
Muawiyah telah menjadikan Negri Syam sebagai wilayah terkaya di banding wilayah
lainnya, ekonominya yang bagus dan maju. Ketika ibukota berpusat d Damaskus,
negri ini terkenal dengan sumber daya alam yang berlimpah. Dari kota inilah,
yang menjadi pusat pemerintahan Khalifah Muawiyah higga di teruskan oleh
Khalifah-khalifah dari Bani Umayyah lainnya. Muawiyah juga berperan penting
dalamm perkembangan politk. Kebijakan-kebijakan yang di terapkan dapat di bagi dalam dua hal:\
a.
Kebijakan
Politikk Dalam Negri.
Mengatur tentara dengan cara baru yang di tiru
dari aturan yang di terapkan oleh tentara Byzantium, yaitu dengan meninggalkan
aturan yang di dasarkan atas kesatuan kabilah.
b. Kebijakan Politik Keluar.
1. Ekspansi daerah di Timur.
2. Ekspansi daerah di Afrika.
3.
Ekspansi ke
daerah Eropa.
Muawiyah meninggal dunia dalam bula April
tahun 680 M. Secara keseluruhan, setelah memerintah imperium islam selama
kira-kira 20 Thn, masa pemerintahan Muawiyah merupakan masa kemakmuran dan
perdamaian di dalam negeri serta keberhasilan di luar negeri. Jabatan di
gantikan oleh anaknya, Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan.
G. PERKEMBANGAN DAN PEMBENTUKAN BANI ABBASIYA
Khalifah pertama dari pemerintahan ini adalah Abdullah Ash- Sahffah bin
Muhammad bin Ali Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib.Pada tahun 132 H/750
M, oleh Abul abbas Ash- saffah,dan sekaligus sebagai khalifah pertama.Selama
lima Abad dari tahun 132-656 H ( 750 M- 1258 M). Di kota Mumaimah
bermukim keluarga Abbasiyah, salah seorang pimpinannya bernama Al-imam Muhammad
bin Ali yang merupakan peletak dasar-dasar bagi berdirinya dinasti
Abbasiyah.Para penerang Abbasiyah berjumlah 150 orang di bawah para pimpinannya
yang berjumlah 12 orang dan puncak pimpinannya adalah Muhammad bin Ali.
Imam Ibrahim pemimpin Abbasiyah yang berkeinginan mendirikan kekuasaan
Abbasiyah, gerakannya diketahui oleh khalifah Ummayah terakhir, Marwan bin Muhammad.
Ibrahim akhirnya tertangkap oleh pasukan dinasti Umayyah dan dipenjarakan di Haran sebelum akhirnya
diekskusi. Ia mewasiatka kepada adiknya Abul Abbas untuk menggantikan
kedudukannya ketika tahu bahwa ia akan terbunuh, dan memerintahkan untuk
pindah ke kufah. Penguasa Umayyah di kufah, Yazid bin Umar bin Hubairah, ditaklukan oleh
Abbasiyah dan di usir ke Wasit. Abu Salamah selanjutnya berkemah di kufah yang telah di taklukan pada tahun
132 H.
Penggantian Umayyah oleh Abbasiyah ini di dalam
kepimpinan masyarakat islam lebih dari sekedar penggantian dinasti yang merupakan revolusi
dalam sejarah islam,revolusi prancis dan revolusi Rusia didalam sejarah barat. Seluruh anggota
keluarga Abbas dan pimpinan umat islam mengatakan setia kepada Abbul Abbas
Ash-shaffah sebagai khaliffah mereka. Ash- Shaffah kemudian pindah ke Ambar,
sebelah barat sungai Eufrat dekat Baghdad.
Selama dinasti Abbasiyah berkuasa, pola pemerintahan
yang di terapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social, dan
budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para
sejarahwan biasanya membagi masa pemerintahan bani Abbasiayah dalam 4 periode
berikut.
·
Masa Abbasiyah 1, yaitu
semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun 132 H ( 750 M) sampai meninggalnya
khaliffah Al- Wastiq 232 H ( 847 M ).
·
Masa Abbasiyah II,
yaitu mulai khliffah Al- Mutawakkil pada tahun 232 H ( 847 M) sampai berdirinya
Daulah buwaihiyah di Baghdad pada tahun 334 H (946 M).
·
Masa Abbasiyah III,
yaitu dari berdirinya daulah Buwahiyah tahun 334 H (946 M ) sampai masuknya
kaum saljuk ke Baghdad tahun 447 H (1055 M).
·
Masa Abbasiyah IV,yaitu
masuknya orang-orang saljuk ke Baghdad tahun447 H (1055 M ).Sampai jatuhnya
Baghdad ketangan bangsa mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 656 H
(1258 M ).
Adapun
kemajuan-kemajuan pemerintahan Dinasti Abbasiyah sebagai berikut:
a. Kemajuan dalam Sosial Budaya.
b. Kemajuan dalam bidang sastra Bahasa dan Seni
musik.
c. Kemajuan dalam bidang Politik dan Militer.
d. Kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan.
e.
Kemajuan dalam
Ilmu Agama islam.
Adapun faktor-faktor kejatuhan dinasti Abbasiya itu ada dua yaitu Faktor
Eksternal dan Faktor Internal:
1.
Faktor Ekternal
(terjadinya perang Salib)
2. Faktor internal:
a. Perebutan kekuasaan di pusat pemerintahan.
b. Munculnya dinasti-dinasti kecil yang
membebaskan diri dari kerajaan dinasti Abbasiyah.
c. Kemerosotan perekonomian.
d. Munculnya aliran-aliran sesat dan Fanatisme
keagamaan.
H. PERKEMBANGAN KERAJAAN SYAFAWI
Pada
saat kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, Kerajaan Syafawi
di Persia masih baru berdiri. Namun pada Kenyataannya, Kerajaan ini berkembang
dengan Cepat. Nama Syafawi ini terus di pertahankan sampai tarekat Safawiyah
menjadi suatu gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang di sebut denan
kerajaan Safawi. Dalam perkembagannya, kerajaan safawi sering berselisih dengan
kerajaan Turki Usmani. Kerajaan Safawi memiliki perbedaan dari dua kerajaan
besar islam lainnya seperti Kerajaan Turki Usmani dan Kerajaan Mughal India.
Pada masa kekuasaan Abbas I
merupakan puncak kejayaan Safawi. Ia berhasil mengatasi gejolak politik dalam
Negri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali
beberapa wilayah kekuasaan yang pernah di rebut oleh kerjaan lain seprti
Tabriz, Sirwan dan sebagainya yang sebelumnya lepas direbut oleh keraaan
Usmani. Kemajuan yang di capai kerajaan Safawi tidak hanya terbatas di bidang
Politik, melainkan bidang lainnya juga mengalami kemajuan. Kemjuan-kemajuan itu
antara lain:
a. Bidang Ekonomi
b. Bidang Ilmu Pengetahuan
c.
Bidang
Pembangunan Fisik dan Seni
Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut di
perintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667
M), Sulaiman (1667-1694 M), Husein (1694-1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M), dan
Abbas III (1733-1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi
tidak menunjukan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran
yang akhirnya membawa kepada kehancuran.
I. KERAJAAN TURKI USMANI
Kerajaan
Turki Usmani berdiri setelah Usman mendeklarasikan diri sebagai sultan, maka
berdirilah Dinasti Turki Usmani. Usman lahir ibukota Syukud sebelum
kelahirannya kakeknya Usman yang bernama Sulaiman syah bersama pengikutnya
bermukim di Asia kecil. Sulaiman syah memiliki empat orang anak yaitu Shunkur,
Gundogdur, Al-thugril, dan Dun Dar. Tdak lama kemudia Sulaiman syah dan
pengikutnya pindah ke syam di perjalanan menuju syam Sulaiman syah tenggelam di
sungai Eufrat, akibat kecelakaan itu rombonganpun terpecah menjadi dua,
rombongan pertama kembali ke daerah asal dankelompok ke dua meneruskan
perjalanan ke Syam. Selama masa
pemerintahan Dinasti Turqi Usmani yang berdiri kurang lebih dari enam abad,ini
di pimpin oleh beberapa generasi dengan sistem-sistem yang berbeda-beda di
antaranya:
1.
Masa
pemerintahan Usman 1 (1290-1326)
Setelah wafatnya ayahnya Al-Thugril pd tahun
1289 M. Kepemimpinan di teruskan oleh Usman, setelah mengumumkan dirinya
sebagai Padisyah Al-Usman pada tahun 699 H. Setapak demi setapak wilayah
kerajaan dapat di perluasnya. Iya menyerang daerah perbatasn Byzantium dan
menaklukkan kota Broessa pada tahun 1317 M.
2. Masa Pemerintahan Orkhan
(726H/1326M-761H/1359M)
Pada masa pemerintahan ini kerajaan Turki
usmani dapat menaklukkan Azmir (smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli
J. KERAJAAN MUGHAL DI INDIA
Kerajaan
Mugal berdiri pada tahun 1526 M. Sebelum adanya kerajaan Mughal islam seudah
terlebih dahulu masuk ke India melalui perdangan antara India dan Arab, bahkan negara
Arab sudah berhubungan dengan India sebelum Islam ada dan dengan terjalinnya
hubungan perdagangan tersebut, memudahkan penyebaran islam ke India, sehinnga
masyarakat India pada masa itu sudah mengenal Islam sebelum berdirinya kerajaan
Mugal. Perkembangan politik kerajaan Mugal di antaranya yaitu:
a.
Pemerintahan
Babur
Babur membangun stabilitass politik dan memperkuat angkatan perang serta
melakukan penetrasi. Sampai tahun 1529 wilayah kekuasaan Mugal sangat luas,
mulai dari Turkestan sampai Teluk Bengala.
b.
Pemerintahan
Humayun
Humayun naik tahta menggantikan ayahnya dengan
menghadapi berbagai persoalan gerakan desintegrasi dan ancaman usaha
menjatuhkan kkekuasaanny termasuk dari sudaranya sendiri. Humayun sempat
menyingkir dari Agra, dan dengan bantuan Shah Thomas dari Persia Humayun
berhasil menguasai Kabul kembali, kemudian Agra juga berharil di rebut pada
tahun 1555 M.
c.
Pemantapan
politik Sultan Akbar
Upaya yang di lakukan Akbar adalah dengan melepaskan diri dari berbagai
orang, keluarga, dan bangsawan yang terlalu mempengaruhi dirinya. Akbar
memiliki pemikiran kedepan untuk membangu india sebagai negara besar. Prestasi
politik gemilang Sultan Akbar adalah keberhasilannya mempersatukan berbagai
daerah di India dalam Kesultanan Mugal.
d.
Sultan Jahangir
(1605-1628)
Jahangir
kontras dengan ayahnya dalam menegakkan pemerintahan Mugal, terutama dalam
menghadapi kelompok Hindu, dia menghadapi konflik luar biasa dengan anaknya
sendiri, sampai hingga wafatnya pada tahun 1627 M, menyisakan konflik kerajaan.
e.
Masa pemerintahan
Sultan Shah Jahan (1628-1658)
Pemerintahan masa Shah Jahan masih menghadapi
berbagai gejolak dalam negri dan ancaman perebutan kekuasaan dari negara-negara
lain. Shah Jahan melanjutkan politik sultan Akbar dengan menaklukan bebagai
daerah untuk meredam pemberontakan dan memperluas kerajaan. Pada tahun 1636 dua
kerajaan secara utuh melebihi daerah yang berhasil di taklukkan Sultan Akbar. Perkembangan peradaban pada masa kerajaan
Mugal:
1. Bidang keilmuan
2. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
3. Bidang Ekonomi
4. Bidang Agama
5.
Bidang Seni dan
Budaya
Kemunduran dari kerajaan Mughal ini di
sebabkan oleh konflik di kalangan keluarga kerajaan yang berebut kekuasaan,
sehingga menimbulkan perang saudara.